Posts

Ragu

Bagaimana bisa melupakanmu jika hingga kini, aku berharap kau merebahkan kepalamu di pundakku. Kita sering tidak sependirian akhir-akhir ini, kau selalu bicara kemanusiaan sedangkan aku selalu membicarakanmu diam-diam. Keadan memang membuatku serba ragu ragu.., apakah aku akan menjamahmu dengan perasaan atau tidak. Namun yang pasti hati kecil berkata "ingin rasanya menghabiskan waktu denganmu melukis malam dan menghitung bintang." malam ini begitu dingin namun, terakhir kali kita berada dalam satu lingkaran itu menyisakan kerinduan yang aku tak tahu kapan pudarnya. Mungkinkah, keadaan mempertemukan kita lagi? sementara waktu merangkak begitu cepat dan ketakutan masih saja bersemayam dalam diri.

Dalam Perjalanan

 Aku masih dalam perjalanan dan tak tahu, akan berlabuh di ujung yang mana. Bagiku masa depan itu adalah pertanyaan yang tak satu orangpun bisa menjawab. Biarlah kurawat sendiri duka lara ini, Hingga Menjadi simpul-simpul cerita  di akhir tahun nanti.

Sarinah

  Download 

falsafah sains

Download

Biarkan Aku Sendiri

akan kurawat sendiri luka ini sebab, waktu bukanlah ibu yang membopongku untuk maju. biarlah aku sunyi dan merasakan duka cita ini sendiri sebab, waktu adalah roda yang tak pernah berhenti biarkan aku pergi sendiri tahun ini mengikuti ayunan kaki dan merangkum cerita tentang sepi. biarkan aku menepi malam ini sebab, malam merupakan kegelapan yang menghadirkan keheningan dan mengingatkaku pada kerinduan tentang cita-cita yang hilang di perjalanan. biarkan aku sendiri. By: wfi

Siti II

Malam ini langit begitu gelap Perlahan jam menuju angka dua belas kosong-kosong Sementara kata kata mulai berceceran di gang gang sempit. Aku berfikir malam ini kita terlalu jauh bicara kemerdekaan dan kebebasan Sebab kemerdekaan bagiku adalah "nasi yang di makan jadi tai." Tapi aku selalu mengingat senyummu Yang tak mudah layu di tengah kemerdekaan yang kehilangan makna ini. Selamat malam siti semoga tuhan mempertemukan kita meski dalam keadaan yang tidak begitu baik.

Malam dan Realitas

Langit membentang hening di atasku//bulan purnama istirahat di atas rumahku//perlahan angin masuk membawa terbang anganku//aku bertanya?//kapan burung kebijaksanaan itu menghampiri  dan mengajakku berenang di lautan cahaya. Perlahan namun pasti bulan purnama meninggalkan atap rumahku//akupun sadar jika akhir-akhir ini pengetahuanku membentur realitas//rasanya begitu sakit//aku merasa terpental dari sungai yang tercemar//sementara kenyataan berkata//yang tercemar itu merupakan perebutan  para burung gagak berkuasa. Jam menuju angka dua belas//dalam hitungan detik bumi akan mengalami rotasi//namun alam fikiranku masih bersatu dengan langit yang membentang//tiba-tiba suara itu datang lalu berkata "apa guna memiliki segudang ilmu pengetahuan jika tidak mampu menjadi samudra yang menampung semua sungai yang tercemar tanpa ternodai."//aku benar-benar ketakutan//aku memilih mendengkur pada malam meski fikiranku kacau. By: w-fi

Aku Menunggumu

Dalam putaran waktu yang begitu cepat ini, saya ucapkan terima kasih padamu, telah mengizinkan saya untuk mengetuk pintu rumahmu. Selanjutnya saya Ingin sekali berlabuh lalu menenggelamkan hati dan fikiran pada samudra yang biru. Beberapa waktu ini saya membalik-balik mimpi dengan sederhana dan menyaksikan malam redam sendiri di dalam kamar. Setiap saya menoleh ke jendela kamu selalu menjelma diantara nafas dan kegelapan. Pada malam saya sering bercerita, tentang suaramu yang kadang serak. Tentang nama nama yang kamu tulis di beranda. Meski kau masih sibuk dengan mirid dan buku bacaan, saya akan tetap menunggumu di terminal. Di mana semua orang akan datang dan pergi dengan tas ransel-nya. By: w-fi Puisi untuk tunanganku