Bahasa Ibu Yang Terpinggirkan
Udara begitu dingin malam ini//sementara alam fikiranku di paksa untuk menghafal ribuan kata, yang itu berbeda dengan bahasa ibu//pikiranku mendidih antara menerima atau tidak kata-kata itu.
Aku merasa kasihan dengan bahasa ibu yang perlahan mulai terpinggirkan//betapa tak bergunanya aku, membiarkan bahasa ibu terkoyak oleh keramaian dan kemajuan zaman.
Bahasa ibu mulai sepi pengunjung//aku merasa menjadi generasi yang membiarkan bahasa ibu masuk dalam liang kubur-nya//"tapi ini merupaka kemajuan zaman. Kau harus memacu dirimu untuk bisa berdiri diantar keramaian." Kegelapan itu berkata padaku sambil menggoda//aku masih diam dan tidak bisa berkata apa-apa.
Sementara diantara kegelapan dan sepi//bahasa ibu mulai menggantungkandiri di pohon mangga yang ada di depan kosan//dengan sendirinya aku berkata "jangan menggantung diri sendirian, karena aku masih siap untuk terus menemanimu//meski aku harus berpisah dengan keramaian dan berteman dengan sepi.
By. Wfi.
Comments
Post a Comment