"ASMANI"
"ASMANI”
“Kini sering kali terjadi kabut hitam yang melahirkan percikan perpecahn, semua menganggap berada dalam satu balutan NKRI namun hati mereka terpecah belah, ada yang meng-atasnamakan pembela agama, ada yang meng-atasnamakan pembela pancasila, dan ada yang meng-atasnamakan demi kemanusian. Para kelompok-kelompok tersebut seringkali melakukan ujaran kebencian untuk menjatuhkan lawan politiknya atau paling kasarnya untuk memenangkan pertarungan. Saya mensitir dari dari buku meriam budiardjo yang dirumuskan oleh peter Merkl “Politics at its worst is aselfish grab for power, glory and riches” yang artinya politik dalam bentuk yang paling buruk adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan diri dendiri. Apakah kita mau larut dalam keadaan seperti ini? sudah seharusnya kita mulai meneropong kembali kejadian-kejadian sebelumnya serta meng-analisis agar kita tidak masuk dalam lubang yang sama dan yang terpenting membuka lembar baru untuk membawa Indonesia ini pada jalan yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa yakni menuju tatanan yang adil dan sejahtera.
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, pancasila sudah final sebab pancasila adalah tempat persadingan atas keberagaman yang ada, nilai-nilai pancasila adalah api yang menerangi perjalanan bangsa dan dimanefestasikan dalam kebijakan yang melindugi semua warga Negara tanpa terkecuali. Nyala api pancasila itu terimpikasi dalam semangat dan cara hidup seperti yang telah diwariskan oleh para leluhur bangsa, yakni kerukunan, kejujuran, toleransi, keramahan, cinta damai, demokrasi, dan gotong royong. Pancasila tidak semerta-merta hadir namun pancasila lahir dengan perenungan panjang sebangai bentuk pengaktualisasian dari apa yang menjadi akar kebudayaan bangsa kita. Sudah selayaknya pancasila tidak hanya dibibir namun dibuktikan dalam kita bersikap. Namun apa yang terjadi akhir-akhir ini, nilai yang terkandung dalam pancasila mulai terkikis sehingga sering muncul konflik-konflik sosial yang menyeret pada perpecahan dan membuat masyarakat mulai mudah ter-ombang-ambing oleh isu-isu murahan yang mejadikan Indonesia semakin terbelakang. banyak gerakan murahan yang menganggap kelompoknya yang paling benar dan kelompok kelompok lainya adalah salah.
Kita sebagai angkatan muda berkumpul disini untuk melakukan sebuah pembedahan baik kepada keadaan dan situasi bahkan kepada diri sendiri agar kita tidak terjerumus pada konspirasi politik yang mengadu domba dan hanya melahirkan kerugian. Keruntuhan kehidupan republic bermula ketika setiap warga Negara mulai mencibir kearifan yang telah menjadi tradisi dari pendiri republik -machiaveli-” Begitulah lontaran pembicaraan asmani yang membuatku kagum saat itu.
Asmani perempuan sekaligus aktivis yang selalu mengebu-gebu dan totalitas dalam melakukan sebuah kajian serta perlawanan tentang bagaimana Indonesia saat ini dan Indonesia yang akan datang bahkan dalam konteks yang paling kecil yakni lingkaran dalam kampus. Asmani sosok yang sudah di kenal di kampus baik dikalangan dosen dan para mahasiswa karena seringkali melakukan sebuah terobosan sekaligus demostrasi yang membuat petinggi-petinggi kampus ciut dan marah namun ada juga yang bangga dan kagum . saat teman-teman aktivis layu dalam keadaan bahkan sudah mulai apatis asmani selalu menjadi pelopor agar kita selaku angkatan muda sekaligus mahasiswa tetap berdiri tegak sesuai dengan konsepsi kita sebagai mahasiswa. saya sering melihatnya dalam forum-forum diskusi yang ada di kampus bahkan sesekali ikut dalam perdebatan yang terjadi. semakin lama melihatnya rasanya ada sesuatu yang aneh dalam perasaan dan seringkali aku berhalusinasi tentangnya.
Pagi ini langit begitu kelam perlahan hujan turun membasahi jalan kapal-kapal sandar ditepi pantai mendekur pada laut yang tenang. saya yang harus berangkat kekampus akhirnya harus mencari tempat berteduh agar baju tidak basah dan akhirnya masjid tetap menjadi alternative pertama. jam menuju angka delapan tiga puluh namun hujan masih belum reda tiba-tiba ada sepeda motor matic berhenti didepan masjid ternyata Asmani yang juga mau berangkat kekampus namun harus mencari tempat berteduh karena hujan semakin lebat.
“hai apa kabar, kamu satu kampus dengankukan?” tanpa di duga asmani menghampiriku.
“i…….,iya kita satu kampus, saya sering ikut diskusi-diskusi yang sering diadakan embak kok.” Dengan suara yang terbata-bata saya menjawabnya.
“saya tahu kok, oooo iya ngomong-ngomong u jurusan apa, dan semester berapa sekarang?”
“saya semester tujuh, Jurusan teknik mesin.”
“owalah…, beneran!”
“loh iya embak masak bohong.”
“kalau begitu kita satu angkatan cuman beda jurusan saja ya.., kalau begitu jangan panggil embak. Oooo iya kenalkan nama saya Asmani. kamu sendiri?”
“darmawan. Sebelumnya Boleh saya nanya Sesuatu sama kamu.” Saya langsung melontarkan pertanyaan untuk menjawab semua penasaranku sekaligus kekagumanku selama ini.
“oooo iya silahkan saja emang mau tanya apaaa?”
“sebenarnya untuk apa semua yang kamu lakukan ini, dan mengapa embak selalu menentang?”
“darma kamu masih ingat dengan apa yang dilakukan Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, dan para pendiri bangsa lainya mereka semua melakukan perlawanan dan hanya satu tujuan mereka yakni Indonesia merdeka. Tanpa melakukan perlawanan/pemberontakan indonesia mungkin tidak merdeka. Dan sekarang Indonesia sudah merdeka, apakah kamu rela Indonesia di pecah belah hanya karena berbagai macam tetek bengek yang itu hanya menguntungkan segelintir orang. Kita sebegai generasi muda memiliki tugas untuk memberangus para golongan tua yang mengacau. Darma apa yang lebih puitis di dunia ini kalau tidak bicara kebenaran. Kita sebagai angkatan muda sudah seharusnya melakukan rekonstruksi ulang pemikiran agar tidak tercebur pada gerakan-gerakan pembaharu yang itu tidak punya akar kesejarahan dari bangsa kita. Dan yang terpenting NKRI tetap utuh serta tetap menjadi tempat persandingan keberagaman dengan kesatuan, dinamika dengan ketertiban, kompetisi dengan persamaan, serta kebebasan dengan kesejahteraaan. Darma mungkin apa yang saya lakukan ini menurutmu konyol atau semacamnya namun…,”
“ahhh…, tidak kok asmani malah sejujurnya saya kagum dengan cara pola fikir kamu yang begitu hebat. Saya aja belum tentu bisa.” Saya memotong pembicaraan asmani.
“Oooo iya darma kayaknya hujan mulai reda saya berangkat duluan soalnya masih ada urusan”
“oooo iya asmani sebelumnya saya senang sudah kenal sama kamu. Kapan kapan saya boleh diskusi bersama kamu?”
“silakan darma, saya juga merasa senang kenal dengan kamu
Asmani lalu manaiki motornya dan hilang di antara jalan yang masih basah, sementara kekagumanku semakin besar rasanya ingin sekali menjadi teman dekatnya. sementara Aku mulai resah dengan apa yang terjadi pada diriku, membiarkan waktu lewat begitu saja.
Comments
Post a Comment