Sepi
Tuhan! Sementara ini, biarkan saya sendiri Mendengkur pada malam Lantaran sepilah yang membuatku memiliki mimpi. Keramaian telah kehilangan arloji tentang kemana akan berlabuh. sajak tak memiliki tempat akhir-akhir ini sebab mimbar mimbar besar di penuhi tokoh agama dan politisi yang sibuk berdeklamasi. Tuhan! Saya tak mau menggerutu tentang hakim yang jalanya miring. Karena kekalahan dan kenyataan beda tipis. Biarlah saya dikoyak oleh sepi lalu tertindih dengan diplomasi diplomasi, yang aku sendiri tak tahu dari mana asal usulnya. Tuhan! Besar kemungkinan aku akan sering menemuimu lewat sajadah panjang yang di ajarkan oleh ibu kepadaku. Lalu menceritakan tentang tafsir para politisi dan agamawan yang akhir akhir ini sudah seperti kerapan sapi. Kediri, 2019