"malam dan realitas" langit membentang hening di atasku, bulan purnama istirahat di atas atap rumahku, angin menyelinap masuk membawa terbang angan-anganku, akupun bertanya "kapan burung kebijaksanaan itu menghampiri lalu bermain-main dalam lautan cahaya?". perlahan namun pasti bulan purnama mulai meninggalkan atap rumahku. aku mulai sadar jika akhir-akhir ini pengetahuanku terbentur dengan realitas yang harus menderu pada rasa sakit. aku merasa terpental dari sungai yang tercemar, padahal realitas berkata bahwasanya yang tercemar itu merupakan tempat perebutan para burung gagak untuk berkuasa. jam menuju angka dua belas. dalam hitungan detik aku memasuki hari selanjutnya. namun, alam fikiranku masih bersatu dengan langit yang terbentang. lalu tiba-tiba suara itu datang dan berkata "apa guna memiliki segudang ilmu pengetahuan jika tidak menjadi samudra yang menampung semua sungai yang tercemar tanpa ternodai". sekejab aku ketakutan dan mendengkur pada m...